Angin apa yang membawanya kemari?



Angin apa yang membawanya kemari?
       
         Angin apa yang membawanya kemari? , berdiri tepat dihadapan ku dengan satu tangan yang dimasukkan ke saku. Satu tangannya lagi melambai ke arahku. Apa ini mimpi? Bagaimana bisa dia ada di sini? Aduh, pikiranku mulai kacau!

 “Lanna.”lelaki itu berkata sembari tersenyum                                                     
 “H-hai!..Eeh”aku gugup sekali

Jadi…dia benar-benar kemar? Dia melangkah, mendekat. Ke arahku!Lalu dia mengusap pundakku. Rasanya seperti mimpi.

“Pasti kamu terkejut melihat aku datang”tebaknya
“i-iya”
    
       Aku mencintainya sejak 2 tahun silam. Kami dulu satu sekolah, Sekolah musik di daerah Ibu Kota, dengan asrama yang super ketat, dan selama itu aku tidak pernah bertemu dengannya.Dia di bidang tarik suara, sedangkan aku alat musik. Ketika ada sebuah pertunjukan pun aku belum pernah mengiringinya.Tak pernah bersanding dengannya. Hanya sesekali berpapasan  itu pun jaraknya cukup jauh. Aku hanya bisa memandanginya dari jauh. Sangat jauh. Tak pernah sepatah katapun berbicara dengannya. Bahkan ketika tahun pertama dia sama sekali tak mengenalku. 
      
       Aku dijuluki gadis kasat mata, teman-teman dari kelas lain mengenalku di tahun-tahun terakhir Junior Hight School. Aku seperti tak tampak. Hingga akhirnya perasaanku terhadapnya terbongkar dalam secarik kertas berisi coretan pena. Perasaanku kutuangkan dalam bentuk melodi, syair-syair kutulis menjadi sebuah lirik lagu. Namun, ada sebuah inisial AA yang tertulis dibaliknya. Andra Adyatama sudah cukup lama ras ini kupendam, dan tak seorang pun yang tahu.
  
       Selama itu Dia mengabaikanku, dan kini dia datang menghampiriku. Menanyakan cinta yang sama. Disinilah aku masih dengan perasaan yang sama untuk orang yang sama, Andra Adyatama.
    

Komentar