aku sahabat pena

Aku sahabat pena

       Aku, siswi dari salah satu Sekolah Menengah Atas yang terletak di kota pelajar . Namaku Dinda Quianna, biasa dipanggil dinda . Aku bukanlah orang yang pendiam, selalu melakukan hal-hal yang mungkin terlihat konyol. Hai-hal sepele sering kali kuamati, mungkin orang lain tidak peduli itu . Akun tergolong orang yang aktif dalam artian usil . Namun, aku lemah dengan sesuatu yang mengandalkan fisik. contohnya ketika mata pelajaran olahraga . Aku bahkan membencinya ! sangat membencinya ! mungkin karna aku tak dapat melakukannya . Untungnya guruku mampu mengerti itu . 

 Dan hari ini jadwal untuk mata pelajaran itu . pengambilan nilai service bola voli, dan sekali lagi aku harus jujur . Aku tak mampu melakukannya . Sesampainya di lapangan , aku hanya duduk di pinggir lapangan . sedangkan temen-teman sekelasku mulai merebit bola untuk pemanasan, masing-masing dari mereka dengan lihainya memamerkan keahlian mereka. Merekalah tokoh utamanya dan aku hanyalah figuran dalam cerita ini. tersenyum sesekali tawaku pecah kala kuamati raut wajah teman-temanku . mereka sesekali terjatuh, kena pukulan bola yang melayang dan kemudia diikuti tawa yang menggelegar . Aku hanyalah pengamat. 

Aku cukup senang melihat mereka tertawa dan aku pun ikut tertawa seakan-akan aku okut andil dalam permainan itu . Hingga waktu pengambilan nilai dimulai . Masih menunggu giliran dipanggil . melihat bola voli itu rasanya airmata ini akan membanjiri pipku "Aku sahabat pena, bukan sahabat bola." kataku jujur . " haha ,.,iya ya bener  " jawab haya temanku. " Andai saja bola ini dapat berubah jadi pena, aku akan dapat mengendalikannya ." Setiap orang mendapatkan 5x kesempatan service dan diambil 3 nilai terbaik . " Hah 3? satu aja belum tentu bisa ! " kataku putus asa . " Dinda Quianna" namaku disebut . kini giliranku "Oh My GOD ! apa yang harus aku lakuakan ? rasanya aku ingin ditelan bumi sekarang juga ." Sudah 4x kesempatan masih belum ada yang bisa . Ketika aku mengambil bola untuk kesempatan yang terakhir abu berkata " jadi pena, jadi pena, jadi pena " . Entah apa yang senenarnya terjadi . dan YEEEEEEE bola itu bisa melintasi net . diikuti sorakan teman-teman yang sedari tadi menunggu . Inilah ceritaku sahabat pena yang dipaksa haru smenjadi sahabat  bola . Lebih baik aku menulis puluhan novel, ratusan cerpen dan ribuan puisi daripada harus melakukan satu servicebola voli .

Komentar

Posting Komentar